SURABAYA Mobil sapu angin ITS gagal melaju ke laga dunia Eco Shell Marathon Challenge Divers World Championship (DWC) di London. Sebab, Mobil sapuangin terbakar dalam boks atau peti kemas saat akan diturunkan di arena lomba, di Stadion Olimpic, London, Minggu (26/6) siang.
Kejadian kebakaran yang menyisakan mesin dan bodi belakang mobil karya ITS itu berusaha dihadapi dengan tenang oleh pihak ITS. “Kami tidak akan mencari ini kesalahan siapa, tapi menjadikan ini sebagai pembelajaran,” ujar Bambang Pramujati, Ketua Jurusan Teknik Mesin ITS, Selasa (28/6).
Klaim pada pihak agency, seperti yang diberitakan sebelumnya, di cabut dan saat ini tim Sapu Angin masih menghimpun data-data yang valid penyebab kebakaran tersebut. Investigasi, lanjut Bambang, masih perlu di lakukan. Namun, dalam in vestigasi nanti pihak Sapu Angin tidak ingin mencari kesalahan dan siapa yang paling bertanggungjawab atas musibah itu, tapi lebih pada penyebab penyebab terbakarnya kendaraan itu. “Ini penting agar kasus serupa tidak terulang lagi,” tandas dia. http://harga.web.id/info-daftar-produk-sepeda-motor-suzuki.info
Saat ini, kata Bambang, adalah untuk terus mendukung dan menguatkan tim Sapu Angin yang pastinya masih dalam keadaan terpukul. “Mohon doa nya supaya tim tetap tegar selama melihat penampilan tim tim di ajang tersebut,” tutupnya. Dosen pembimbing Witantyo menambahkan, di ajang lomba ini yang dinilai berbeda dengan saat lomba di Filipina. Di ajang lomba kali ini yang dinilai adalah kecepatan dengan konsumsi BBM 90 persen dari hasil lomba di tingkat Asia, jadi tidak lagi lomba irit-iritan bahan bakar, katanya.
Witantyo menjelaskan, ia bersama timnya menerima kabar dari pihak pengirim, jika boks atau peti kemas yang berisi mobil dan perlengkapan tim Sapu Angin ITS terbakar, saat anggota tim masih transit di Doha, Qatar dalam perjalanan menuju London, Minggu (26/6) siang. “Kami hanya merima kabar peti kemas itu terbakar saat pengiri man dari gudang di London menuju lokasi lomba. Pada saat akan diturunkan itu lah terlihat asap dari boks atau peti kemas,” katanya.
Dijelaskan Witantyo, boks yang terbuat dari logam itu menyebabkan api terlokalisir di dalam boks sehingga api tidak menyebar, tapi meng hanguskan hampir seluruh isi boks. Penyebab kejadian masih dalam penyelidikan lebih lanjut. “Kami tidak bisa berspekulasi sebelum ada keterangan resmi dari pihak pengangkut. Yang jelas memang mobil dan perlengkapannya kami berangkatkan lebih awal melalui jasa pengiriman udara,” katanya.
sumber: radar surabaya
Rabu, 29 Juni 2016
Kontrak Inpex & total akan habis, pemerintah serahkan blok mahakam ke pertamina
JAKARTA –Pemerintan telah menyerahkan sepenuhnya pengelolaan Blok Mahakam kepada PT Pertamina (Persero) tanpa melibatkan PT Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation yang kontraknya sudah habis. Keputusan ini diapreasi banyak kalangan karena dinilai menjadi pilihan ideal untuk ketahanan energi nasional.
“Pertamina harus berani mengelola sendiri dan harus bisa. Ini untuk menunjukkan kedepan bahwa kita mampu,” ujar Rudy Laksmono Widayatno, Kepala Program Studi Ketahanan, Universitas Pertahanan, di Jakarta kepada pers di Jakarta, Selasa (28/6). http://harga.web.id/daftar-harga-hotel-termurah-di-jogja-2014.infoMenurut Rudy, keterlibatan Total dan Inpex selain kontraknya sudah habis, kedua perusahaan tersebut sudah lama mengelola dan mengolah Blok Mahakam. Menurutnya saat ini waktu yang tepat bagi Pertamina untuk mengelola aset milik negara. Pengelolaan blok mahakam ini bukan tanpa risiko. Pertamina dihadapkan dengan penu runan produksi karena karena belum siap mengambil alih pengelolaan dan pengolahan.
“Solusinya, Pertamina harus memperkecil gap antara dikelola sendiri dengan pada saat dikelola Total,” katanya.
Tetapi Pertamina bisa memetik banyak keuntungan jika mengelola sendiri, karena ada proses pembelajaran langsung (learn ing by doing). Kontrak pengelolaan Blok Mahakam yang di miliki PT Total EP Indonesie dan Inpex Corporation akan berakhir Desember 2017. Pemerintah telah memutuskan untuk menyerahkan hak pengelolaan 100 persen Blok Mahakam kepada Pertamina. Namun pemerintah mengizinkan Pertamina menggandeng Total dan Inpex sebagai mitra. Sebab, dua perusahaan migas ini sudah berpengalaman mengelola blok di Kalimantan Timur. Tapi, kepemilikan Total dan Inpex di Blok Mahakam di batasi maksimal 30 persen saham.
Sumber: Radar surabaya
“Pertamina harus berani mengelola sendiri dan harus bisa. Ini untuk menunjukkan kedepan bahwa kita mampu,” ujar Rudy Laksmono Widayatno, Kepala Program Studi Ketahanan, Universitas Pertahanan, di Jakarta kepada pers di Jakarta, Selasa (28/6). http://harga.web.id/daftar-harga-hotel-termurah-di-jogja-2014.infoMenurut Rudy, keterlibatan Total dan Inpex selain kontraknya sudah habis, kedua perusahaan tersebut sudah lama mengelola dan mengolah Blok Mahakam. Menurutnya saat ini waktu yang tepat bagi Pertamina untuk mengelola aset milik negara. Pengelolaan blok mahakam ini bukan tanpa risiko. Pertamina dihadapkan dengan penu runan produksi karena karena belum siap mengambil alih pengelolaan dan pengolahan.
“Solusinya, Pertamina harus memperkecil gap antara dikelola sendiri dengan pada saat dikelola Total,” katanya.
Tetapi Pertamina bisa memetik banyak keuntungan jika mengelola sendiri, karena ada proses pembelajaran langsung (learn ing by doing). Kontrak pengelolaan Blok Mahakam yang di miliki PT Total EP Indonesie dan Inpex Corporation akan berakhir Desember 2017. Pemerintah telah memutuskan untuk menyerahkan hak pengelolaan 100 persen Blok Mahakam kepada Pertamina. Namun pemerintah mengizinkan Pertamina menggandeng Total dan Inpex sebagai mitra. Sebab, dua perusahaan migas ini sudah berpengalaman mengelola blok di Kalimantan Timur. Tapi, kepemilikan Total dan Inpex di Blok Mahakam di batasi maksimal 30 persen saham.
Sumber: Radar surabaya
Bank JAtim jajaki kerjasama dengan Bank asal tiongkok
SURABAYA –PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Bank Jatim) Tbk sedang menjajaki kerjasama dengan BPD asal Tiongkok yang berpusat di Nanjiang. Kerjsama tersebut diyakini bakal meningkatkan kinerja dan memberi banyak man faat bagi keduanya baik dari sisi konvensional maupun syariah. Direktur Utama Bank Jatim, R Soeroso mengatakan bahwa saat ini kemitraan ma sih dalam proses pembahasan yang intensif. Kedua belah pihak berencana mengikat diri dalam nota kesepahaman (MoU) pada bulan depan atau selepas Hari Raya Idul fitri 2016. http://harga.web.id/harga-alat-fitnes-untuk-mengecilkan-perut-yang-murah-dan-efektif.info
“Kerja sama ini merupakan G to G, antara pemerintah Provinsi Jatim dengan BPD asal Tiongkok dari Nanjiang yang merupakan basis provinsi muslim disana. Kerja sama ini juga untuk mem biayai aktivitas ekspor dan impor antara Jatim dan Tiongkok,” ujarnya di Surabaya, Selasa (28/6).
Soeroso me nyebut, kemitraan tersebut sebagai upaya Bank Jatim untuk go international . Selain itu, Bank Jatim juga juga sedang menjajaki kerjasama dengan bank syariah yang juga berasal dari Tiongkok. “Kami belum bisa sebutkan nama bank yang bakal kami gandeng. Semua akan kami beberkan lebih jelas manakala MoU sudah ditandatangani,” tegasnya.
Penjajagan dengan bank bank asing ini tidak lepas dari kondisi perbankan Indonesia yang sangat menggiurkan di mata internasional. Selain demand dan nasabah yang besar, faktor lain adalah suku bunga yang masih tinggi. Ia menambahkan, pihaknya masih menantikan laporan kinerja dari kedua bank tersebut, terurama Dana Pihak Ketiga (DPK) serta dana Zakat Infaq dan Shodaqoh (ZIS). Itu karena nan tinya bank asal Tiongkok tersebut hendak menem pat kan dana ZIS dari masya ra kat muslim di negaranya ke pada Bank Jatim senilai Rp 5 triliun.
“Untuk bank syariah akan mengalokasikan Rp 3,5 tri liun, sedangkan dari BPD Rp 1,5 triliun. Lantas dua bank ini menginginkan Bank Ja tim menyalurkan dana Rp 5 triliun sebagai kredit produktif dengan bunga 0 per sen. Untuk itu kami masih menelaah lebih jauh soal dana ZIS,” urainya
sumber: radar surabaya
“Kerja sama ini merupakan G to G, antara pemerintah Provinsi Jatim dengan BPD asal Tiongkok dari Nanjiang yang merupakan basis provinsi muslim disana. Kerja sama ini juga untuk mem biayai aktivitas ekspor dan impor antara Jatim dan Tiongkok,” ujarnya di Surabaya, Selasa (28/6).
Soeroso me nyebut, kemitraan tersebut sebagai upaya Bank Jatim untuk go international . Selain itu, Bank Jatim juga juga sedang menjajaki kerjasama dengan bank syariah yang juga berasal dari Tiongkok. “Kami belum bisa sebutkan nama bank yang bakal kami gandeng. Semua akan kami beberkan lebih jelas manakala MoU sudah ditandatangani,” tegasnya.
Penjajagan dengan bank bank asing ini tidak lepas dari kondisi perbankan Indonesia yang sangat menggiurkan di mata internasional. Selain demand dan nasabah yang besar, faktor lain adalah suku bunga yang masih tinggi. Ia menambahkan, pihaknya masih menantikan laporan kinerja dari kedua bank tersebut, terurama Dana Pihak Ketiga (DPK) serta dana Zakat Infaq dan Shodaqoh (ZIS). Itu karena nan tinya bank asal Tiongkok tersebut hendak menem pat kan dana ZIS dari masya ra kat muslim di negaranya ke pada Bank Jatim senilai Rp 5 triliun.
“Untuk bank syariah akan mengalokasikan Rp 3,5 tri liun, sedangkan dari BPD Rp 1,5 triliun. Lantas dua bank ini menginginkan Bank Ja tim menyalurkan dana Rp 5 triliun sebagai kredit produktif dengan bunga 0 per sen. Untuk itu kami masih menelaah lebih jauh soal dana ZIS,” urainya
sumber: radar surabaya
Langganan:
Postingan (Atom)