JAKARTA –Pemerintan telah menyerahkan sepenuhnya pengelolaan Blok Mahakam kepada PT Pertamina (Persero) tanpa melibatkan PT Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation yang kontraknya sudah habis. Keputusan ini diapreasi banyak kalangan karena dinilai menjadi pilihan ideal untuk ketahanan energi nasional.
“Pertamina harus berani mengelola sendiri dan harus bisa. Ini untuk menunjukkan kedepan bahwa kita mampu,” ujar Rudy Laksmono Widayatno, Kepala Program Studi Ketahanan, Universitas Pertahanan, di Jakarta kepada pers di Jakarta, Selasa (28/6). http://harga.web.id/daftar-harga-hotel-termurah-di-jogja-2014.infoMenurut Rudy, keterlibatan Total dan Inpex selain kontraknya sudah habis, kedua perusahaan tersebut sudah lama mengelola dan mengolah Blok Mahakam. Menurutnya saat ini waktu yang tepat bagi Pertamina untuk mengelola aset milik negara. Pengelolaan blok mahakam ini bukan tanpa risiko. Pertamina dihadapkan dengan penu runan produksi karena karena belum siap mengambil alih pengelolaan dan pengolahan.
“Solusinya, Pertamina harus memperkecil gap antara dikelola sendiri dengan pada saat dikelola Total,” katanya.
Tetapi Pertamina bisa memetik banyak keuntungan jika mengelola sendiri, karena ada proses pembelajaran langsung (learn ing by doing). Kontrak pengelolaan Blok Mahakam yang di miliki PT Total EP Indonesie dan Inpex Corporation akan berakhir Desember 2017. Pemerintah telah memutuskan untuk menyerahkan hak pengelolaan 100 persen Blok Mahakam kepada Pertamina. Namun pemerintah mengizinkan Pertamina menggandeng Total dan Inpex sebagai mitra. Sebab, dua perusahaan migas ini sudah berpengalaman mengelola blok di Kalimantan Timur. Tapi, kepemilikan Total dan Inpex di Blok Mahakam di batasi maksimal 30 persen saham.
Sumber: Radar surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar